Penerapan Diagram Fishbone untuk Mengidentifikasi Risiko pada Petambak Garam di Jepara


Ditulis oleh Kayyisah Fathin Febrianti
Mahasiswa STEI SEBI Depok

[WARTANUSANTARA.ID] Diagram Fishbone, juga dikenal sebagai diagram Ishikawa, adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan penyebab dari suatu masalah kualitas. Seiring waktu, metode ini berkembang untuk mengelompokkan penyebab dari berbagai jenis masalah yang dihadapi organisasi.

Produktivitas dan keberlanjutan petambak garam di Jepara menghadapi berbagai tantangan. Masalah yang dihadapi berupa perubahan cuaca,keterbatsan infrastruktur,dan fluktuasi harga pasar. 
 Artikel ini akan menguraikan penerapan diagram Fishbone dalam menganalisis risiko, termasuk probabilitas dan dampak, untuk menentukan skor risiko bagi setiap kategori penyebab maupun risiko global.

Pendahuluan

Diagram Fishbone adalah alat analisis yang dirancang untuk melihat hubungan sebab-akibat dari sebuah kejadian. Alat ini diperkenalkan oleh Kaoru Ishikawa, seorang ahli statistik kontrol kualitas Jepang, pada tahun 1960-an. Diagram ini memberikan pendekatan sistematis dalam mengidentifikasi akar masalah melalui partisipasi kelompok dan pemetaan data.

Langkah Implementasi Diagram Fishbone

Implementasi diagram Fishbone melibatkan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah: Menentukan masalah, gejala, konsekuensi, serta risiko yang terkait.
2. Formalitas Masalah: Mendefinisikan masalah dengan risiko, termasuk probabilitas dan dampaknya.
3. Identifikasi Penyebab Utama dan Sekunder: Menyusun hierarki penyebab utama dan sub-penyebab.
4. Analisis dan Validasi Diagram: Diagram diperiksa untuk memastikan representasi yang akurat dari risiko.
5. Penentuan Risiko Global: Menghitung risiko global sebagai gabungan dari risiko setiap kategori penyebab.

1. Identifikasi Masalah

Masalah utama yang dihadapi petambak garam di Jepara adalah penurunan hasil produksi garam, yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti:

• Cuaca ekstrem.
• Keterbatasan akses teknologi.
• Persaingan pasar yang ketat.
• Kurangnya dukungan kebijakan.



Diagram Fishbone untuk Risiko Penurunan Produksi Garam

Efek: Penurunan produksi garam.
Penyebab utama dan sub-penyebab:

1. Faktor Cuaca:
  • Musim hujan berkepanjangan.
  • Kurangnya prediksi cuaca yang akurat.
2. Faktor Teknologi:
  • Tidak ada alat produksi modern.
  • Kurangnya pelatihan untuk petambak.
3. Faktor Pasar:
  • Harga jual rendah karena kompetisi.
  • Ketergantungan pada tengkulak.
4. Faktor Kebijakan:
  • Subsidi pemerintah minim.
  • Tidak ada perlindungan terhadap petambak kecil.
5. Faktor Infrastruktur:
  • Saluran air yang tidak memadai.
  • Jalan menuju tambak rusak.
Analisis Risiko

Risiko dari masing-masing penyebab utama dihitung berdasarkan probabilitas dan dampak:

Penyebab Utama

Probabilitas

Dampak

Risiko (R = P x I)

Faktor Cuaca

0,8

0,9

0,72

Faktor Teknologi

0,6

0,7

0,42

Faktor Pasar

0,7

0,8

0,56

Faktor Kebijakan

0,5

0,6

0,30

Faktor Infrastruktur

0,6

0,5

0,30


Tindakan Mitigasi

Berdasarkan analisis diagram Fishbone, berikut adalah rekomendasi mitigasi:

1. Mengatasi Faktor Cuaca:
  • Memanfaatkan teknologi prediksi cuaca.
  • Membuat saluran pengeringan air hujan.
2. Meningkatkan Teknologi Produksi:
  • Melatih petambak dalam menggunakan teknologi modern.
  • Menggandeng mitra untuk penyediaan alat produksi.
3. Memperbaiki Kondisi Pasar:
  • Menciptakan koperasi petambak untuk mengurangi ketergantungan pada tengkulak.
  • Mencari pasar ekspor atau diversifikasi produk berbasis garam.

4. Advokasi Kebijakan:
  • Meningkatkan subsidi pemerintah untuk produksi garam.
  • Melobi untuk kebijakan perlindungan harga minimum.
5. Peningkatan Infrastruktur:
  • Memperbaiki jalan akses ke tambak.
  • Menata ulang saluran air tambak.

Kesimpulan

Diagram Fishbone membantu mengidentifikasi berbagai faktor penyebab penurunan produksi garam pada petambak di Jepara. Dengan prioritas mitigasi yang tepat, risiko dapat dikelola lebih baik, sehingga keberlanjutan usaha tambak garam tetap terjaga.

0/Post a Comment/Comments