Peristiwa Perang Badar Kubra : Penyebab dan Strategi Perang Rasulullah

[wartanusantara.id/9-3-2022] Pada tahun kedua Hijriah terjadi peperangan Waddan, Al-Buwath, Al-'Usyairah, dan perang Badar pertama. Peperangan tersebut tidak terjadi adanya pertempuran. Karena tujuan Rasulullah SAW hanya untuk mencegat kafilah dagang milik Quraisy yang kebetulan melewati daerah Madinah.


Perang Badar Kubra


Perang Badar Kubro terjadi pada tanggal 17 bulan Ramadhan tahun kedua Hijriah, dikutip dari Tirto.id terjadi pada tanggal 13 Maret 624 M.

Sebab


Pada tanggal 3 Ramadhan, Rasulullah bersama para sahabat Nabi keluar untuk mencegat kafilah dagang Quraisy (dipimpin oleh Abu Sufyan) yang baru kembali dari Syam (Suriah).

Rasulullah ditemani dengan 313 orang sahabat, 240 dari kaum Anshar dan sisanya dari kaum Muhajirin. Pembawa panji perangnya adalah Mush'ab bin Umair Al-Abdari.

Abu Sufyan mendengar kabar rencana Rasulullah, kemudian ia menyewa seorang pengendara kuda tercepat untuk menghubungi orang-orang Quraisy dan menyampaikan kabar tersebut.

Mendengar kabar tersebut, orang-orang Quraisy terbakar fanatismenya. Mereka menyiapkan pasukan 950 orang laki-laki.

Abu Sufyan dan kafilahnya mengambil rute yang berbeda, dengan menyusuri jalan pantai akhirnya ia selamat. Ia mengutus kurirnya untuk menyampaikan kepada orang-orang kafir Quraisy agar kembali ke Mekkah, namun mereka tidak menggubrisnya.

Musyawarah



Dari awal Rasulullah hanya berencana untuk mencegat kafilah dagang milik Quraisy, bukan untuk bertempur. 

Mendengar kabar persiapan pasukan kafir Quraisy menuju Badar, Rasulullah mengumpulkan para sahabatnya untuk bermusyawarah. Berdirilah Al-Miqdad bin Al-Aswad mendukung Rasulullah untuk berperang. Kemudian Sa'ad bin Mu'adz pemimpin kabilah Aus pun mendukung beliau.

Strategi Perang Rasulullah

a. Memutus pasokan air 

Pasukan Islam bergerak ke tempat sangat rendah dari Badar. Namun Al-Habbab bin Al-Mundzir mengusulkan Rasulullah untuk pindah ke tempat paling rendah, terutama tempat yang banyak airnya.

Di tempat tersebut, pasukan Islam menutup sumur-sumur lain dan membuat kolam besar untuk menampung air di markas pasukan Islam. Strategi bertujuan untuk memutus pasokan air terhadap pasukan kafir Quraisy.

b. Adu tanding

Rasulullah berdiri dan berkhutbah memberikan semangat kepada barisan pasukan Islam agar teguh dan bersabar menghadapi peperangan tersebut.

Peperangan tersebut diawali dengan adu tanding. Dari pasukan kafir Quraisy keluarlah Utbah bin Rabi'ah, Syaibah (saudaranya), dan Al-Walid (anaknya).

Sedangkan dari pasukan Islam yang menghadapinya adalah Ubaidah bin Al-Harist melawan Utbah, Hamzah bin Abdul Muthalib melawan Syaibah, dan Ali bin Abi Thalib melawan Al-Walid. Ketiga sahabat Rosul bisa mengalahkan dan membunuhnya. Sedangkan Ubaidah kewalahan, dua sahabat Ubaidah langsung membunuh Utbah.

c. Menghujani dengan panah

Setelah perang tanding usai, Rasulullah memeriksa barisan pasukan Islam dan merapatkannya. Kemudian menyampaikan khutbahnya (instruksi);

"Jangan menyerang sebelum aku memerintahkannya, dan jika musuh mengepung kalian maka hujanilah mereka dengan panah. Janganlah kalian mencabut pedang kalian kecuali jika mereka menyerang dari jarak dekat."

Pertempuran di antara kedua pasukan semakin sengit dan suasana semakin panas membakar. Kemudian Allah memperkuat barisan pasukan Islam dengan bantuan para malaikat sebagai berita gembira bagi mereka agar mereka menjadi tenang.

Tak lama kemudian, pasukan kafir Quraisy dapat dikalahkan dan kabur tunggang langgang. Korban pihak kafir Quraisy yang terbunuh sebanyak 70 orang lelaki dan 70 orang lagi ditawan. Korban yang terbunuh ada tokoh-tokoh kafir Quraisy, diantaranya Umayyah bin Khalaf dan Abu Jahal.

Sedangkan pasukan Islam yang terbunuh sebanyak 14 orang.

Diringkas dari buku Nurul Yaqin karya Muhammad Al-Khudari Bek

Iman Blogger

0/Post a Comment/Comments