Urgensi Budaya Membaca dan Menulis Di Kalangan Mahasiswa

[wartanusantara.idMembaca dan menulis bukan merupakan kata yang asing bagi telinga mahasiswa. Sampai sekarang, sudah banyak pepatah-pepatah bijak tentang membaca dan menulis, namun kegiatan membaca dan menulis itu sendiri semakin jarang dilakukan oleh mahasiswa. Jika hal ini berkelanjutan secara-terus menerus, tentu saja budaya membaca dan menulis itu sendiri akan memudar sampai akhirnya budaya membaca dan menulis akan hilang dari diri mahasiswa.


Banyak faktor yang mempengaruhi kurangnya minat menulis mahasiswa terutama dalam menulis karya ilmiah. Salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya minat membaca mahasiswa. Membaca dan menulis tentu tidak dapat dipisahkan, karena membaca merupakan kegiatan untuk mencari referensi bagi kegiatan menulis. Jika kegiatan membaca tidak dilakukan, maka mahasiswa tidak akan berhasil dalam kegiatan menulis.

Dewasa ini banyak mahasiswa yang berpendapat bahwa menulis adalah suatu hal yang sulit, menjengkelkan dan tidak penting. Kebudayaan menulis kini sudah diganti dengan kebudayaan menyalin (copy-paste) yang menyebabkan mahasiswa malas untuk menulis. Tidak ada lagi kesadaran untuk belajar menulis dan membuat analisis sendiri. Hal itulah yang menyebabkan mental menulis mahasiswa kini semakin rendah.

Sebagai mahasiswa, membaca dan menulis sangatlah penting dan hendaknya menjadi sebuah kemahiran. Mengingat fungsi mahasiswa sebagai agen perubahan dan terobosan-terobosan untuk membantu masyarakat.

Mahasiswa dituntut untuk peka terhadap lingkungan sekitar dan memikirkan ide-ide pemecahan masalah. Mereka pun harus lebih terbuka untuk terus menggali informasi dari berbagai sumber, misalnya lingkungan sekitar atau buku-buku untuk menemukan pemecahan masalah itu. Di sinilah pentingnya membaca bagi mahasiswa.

Wawasan akan bertambah, ide-ide baru juga bisa muncul dengan baik hasil dari menarik kesimpulan berdasarkan referensi-referensi yang sudah dibaca. Membaca juga dapat meningkatkan imajinasi seseorang dalam berpikir kritis dan kreatif menuju hal-hal yang positif. Jika budaya membaca ditinggalkan begitu saja, takutnya mahasiswa akan menjadi ‘miskin’ terhadap pengetahuan.

Sementara dalam hal tulis-menulis, aktivitas tersebut sangat penting untuk mendorong kreativitas berpikir seorang mahasiswa. Jika mahasiswa hanya membudayakan ‘copas (copy paste)’ itu akan merugikan dirinya sendiri. Dia menjadi malas untuk memikirkan pemecahan suatu masalah atau persoalan, malas untuk memikirkan gagasan-gagasan baru, sampai mengekang kreativitas berpikir mereka.

Padahal sebagai mahasiswa dituntut untuk kritis terhadap lingkungan sekitar ataupun permasalahan-permasalahan yang ada di dalam masyarakat. Dalam sudut lain, menulis juga menguntungkan bagi mahasiswa yang masih ragu atau malu untuk menyampaikan pendapat. Dia bisa mengungkapkan gagasan tersebut lewat tulisan agar bisa tersampaikan kepada orang lain.

Oleh Sintia Sinta
Mahasiswa STEI SEBI Depok

Medsos :
Fb Sintia Sinta
Instagram @tiaasintia

Referensi :
Kartyadi, Tedy. 2020. Membaca dan Menulis Penting bagi Mahasiswa. Yogyakarta. Link: https://bernasnews.com/membaca-dan-menulis-itu-penting-bagi mahasiswa/#:~:text=Sebagai%20mahasiswa%2C%20membaca%20dan%20menulis,memikirkan%20ide-ide%20pemecahan%20masalah 

Rusnaf, Rahmi. 2014. PENTINGNYA BUDAYA MENULIS BAGI MAHASISWA. Watampone. Link : http://rahmirusnaf0.blogspot.com/2015/02/makalah-pentingnya-budaya-menulis-bagi.html?m=1 

Dispusipda. 2016. Pentingnya Budaya Membaca. Link : http://dispusipda.jabarprov.go.id/artikel/detail/16021709094333#:~:text=Karena%20dengan%20membaca%20kita%20dapat,membudidayakan%20budaya%20membaca%20sedini%20mungkin. 

0/Post a Comment/Comments