Umur Jadi Pendek, Jika Banyak Marah
Oleh Lisa*
Menurut Albin kalau seseorang telah diliputi perasaan marah, maka seluruh kejelekan bisa diundang untuk masuk ke dalam dirinya dengan leluasa. Misalnya, ia akan berbicara keras dan kasar. Berkata-kata keras dan kasar adalah kejelekan. Seorang mukmin tidak akan berkata-kata kasar dan mengucapkan kata-kata yang tajam menyayat perasaan si pendengarnya. Jadi, jangan perbanyak marah, karena umur jadi pendek. Kenapa banyak marah umur jadi pendek? Karena marah itu mengundang banyak penyakit masuk kedalam tubuh. Abu Hurairah menuturkan, seorang laki-laki pernah berkata kepada Nabi, “Berilah aku wasiat.” Beliau bersabda, “Jangan marah!” Laki-laki itu bertanya berulang-ulang dan tetap dijawab oleh beliau, “Jangan Marah!” (HR. Bukhari).
Dikutip salah satu riset dari buku “Menjadi Manusia Berkarakter & Berkualitas” bahwa salah satu hal yang berisiko menyebabkan kematian dini adalah marah. Penelitian riset dari University menunjukkan 25 persen orang memiliki risiko kematian 1,57 kali lebih besar di banding mereka yang lebih sedikit merasa marah. Penelitian ini di ambil dari 1.307 pria yang telah dipantau selama 40 tahun. Riset ini mempertegas apa yang telah disampaikan Nabi ribuan tahun silam ketika memberi nasihat kepada seorang laki-laki. Laki-laki meminta nasihat kepada Nabi berkali-kali, namun berkali-kali pula Nabi menasihatinya untuk tidak marah. Jadi secara tidak langsung Nabi memberikan resep agar manusia panjang umur. Resep dari Nabi agar panjang umur adalah “Jangan Marah”.
Jadi orang yang jarang marah berpotensi berumur panjang, karena orang tersebut akan sehat, baik sehat fisik maupun non-fisik. Para ahli kesehatan secara fisik telah menyatakan bahwa marah dapat memicu risiko tekanan darah tinggi dan sakit jantung. Sedangkan secara non-fisik, orang yang jarang marah hidupnya cenderung lebih tenang, rileks dan stabil. Artinya, orang ini akan cenderung lebih bahagia hidupnya.
Jadi, mari menahan marah. Karena menahan marah dalam sebuah hadits dikatakan sebagai perbuatan yang paling mulia disisi Allah. Nabi Muhammad SAW. Bersabda: “Tidak ada sesuatu yang ditelan seorang hamba yang lebih utama disisi Allah SWT. daripada menelan (menahan) amarah yang ditelannya karena mencari keridaan Allah.” (HR. Ahmad)
Disebutkan juga dalam surah (QS. Ali ‘Imran [3]: 133-134) “Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang yang berinfak, baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain.” Jadi dalam penjelasan ayat tersebut adalah menahan amarah juga menjadi salah satu karakter orang bertakwa yang akan memperoleh ampunan Allah dan surganya yang seluas langit dan bumi.
*Penulis adalah mahasiswa STEI SEBI