Oleh Erizal
Ini situasi yang sangat berat. Menyebut dalang mungkin mudah. Termasuk, melemparnya ke hadapan publik. Dalang, bisa benar-benar ada, bisa juga tidak. Tapi, Polisi sedang mengejar pembuat hoaks terhadap UU Cipta Kerja yang baru disahkan. Mungkin berkaitan. Entahlah.
Siapa dalang itu? Biasanya pihak yang paling diuntungkan terhadap situasi huru-hara atau chaos. Pada saat yang sama, tentu dirugikan dengan situasi yang berkembang selama ini atau sesudah ini. Apakah benar-benar pekerja? Yakinlah, "orang bawah" itu akan selalu begitu.
Melihat video-video yang beredar seputar aksi ini memang mengerikan. Bukan saja karena situasi pandemi yang tak kunjung mereda, tapi juga cara-cara yang diperagakan. Buruh yang sedang bekerja diminta keluar untuk ikut demo. Ini benar-benar horor. Belum lagi pengrusakan, ulah pendemo maupun sikap represif aparat.
Krisis kesehatan, krisis ekonomi, apakah akan berlanjut menjadi krisis politik? Tujuh bulan ini terkurung di rumah dengan berbagai alasan pembatasan, semua berpotensi stres berat. Tak hanya pelajar, mahasiswa, termasuk orang tua, pekerja, atau profesi apa saja. Semua daya tahan menurun, tapi emosi mudah memuncak.
Penyebutan adanya dalang oleh pejabat sama tidak bijaknya dengan cara-cara kerja dalang itu sendiri. Itupun kalau dalang itu benar-benar ada. Kalau tidak, makin tidak bijak lagi. Ada banyak alasan orang turun ke jalan dan itu juga dibuktikan banyak video terhadap mereka yang turun ke jalan itu. Jadi, tak ada dalang. Mereka turun mewakili perasaan hati mereka sendiri.
Jadilah, jubir yang baik terhadap posisi dan situasi di mana kita berada. Undang-Undang masih bisa digugat di MK, dan kita berharap MK menjadi hakim kebenaran agar negara dan bangsa ini tetap kuat dan bisa keluar dari krisis multidimensi yang berkemungkinan tak akan mudah ini. Bersatu saja sulit, apalagi berpecah.
Jangan terlalu Mudah Menyebut Dalang Oleh: Erizal Ini situasi yang sangat berat. Menyebut dalang mungkin mudah....
Dikirim oleh Erizal pada Kamis, 08 Oktober 2020