Ciri Orang-orang Taqwa yang Perlu Kamu Tahu

Oleh Tri Widhiastuti

Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi, wiqayah. Yang artinya takut, menjaga, memelihara dan melindungi maka dapat diartikan orang yang memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengalaman ajaran agama islam secara utuh dan konsisten (istiqomah) atau dapat dikatakan orang yang mematuhi perintah Allah dan menjauhi laranganNya


Orang yang bertaqwa adalah orang yang paling tinggi derajatnya diantara manusia-manusia lain, mungkin jika dikatakan orang nomer satu adalah mereka yang memiliki kedudukan/jabatan yang tinggi, mereka yang memiliki harta berlimpah dan memiliki pengikut yang banyak, yang berkulit putih atau dari bangsa Arab atau non-Arab, dsb. Namun Islam tidak menilai derajat seseorang dari point tersebut, dalam QS.AL-Hujurat:13 yang artinya: “sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah yang paling bertaqwa diantara kamu”. Dengan derajat terbaik dari setiap insan yang Allah katakan adalah dari tingkat ke taqwaannya, maka adapun ciri orang yang bertaqwa adalah:


Pertama, Orang yang menginfakkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit. Berinfaq tentunya tidak membuat seseorang jatuh miskin atau bertambah sulit, karena Allah yang menjamin langsung atas setiap harta yang di infaq-kan dijalan Allah maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik.


Kedua, Orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “orang kuat bukan diukur dengan bertarung. Orang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya saat marah.” (HR.Bukhari dan Muslim) Lalu bagaimana caranya agar dapat memadamkan amarah?


Rasulullah Salallahu’alaihi wasallam menganjurkan apabila ketika datang rasa amarah dalam kondisi berdiri, maka duduklah dan bila belum juga reda maka berbaringlah. Selain itu rasulullah juga menganjurkan untuk berwudhu ketika dilanda amarah.


Kemudian pada saat diri mampu membalas namun lebih memilih untuk memaafkan, maka Allah akan membuatkan bangunan untuknya disurga, dijelaskan dalam HR Thabrani ”barang siapa yang ingin dibangunkan baginya bangunan di surga, hendaknya ia memaafkan orang yang mendzaliminya, memberi pada orang yang bakhil padanya dan menyambung silaturahmi kepada orang yang memustuskannya”.


Ketiga, Senantiasa berbuat kebajikan. Hal ini memang sudah seharusnya ada pada diri seorang manusia, karena jika berkaca pada diri sendiri yang selalu menginginkan kebaikan,ketenangan dan kedamaian. Maka tidak akan didapat jika tidak dilakukan oleh diri sendiri yang melakukanya, karena Allah berfirman “jika kamu berbuat baik (berarti) kam berbuat baik pada dirimu sendiri…”. QS. Al-Isra:7


Keempat, Orang yang bertaqwa pada allah, apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri maka ia (segera) mengingat allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya. Dalam HR. Tirmidzi dan Ibnu majah menjelaskan “Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai perkara yang banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau menjawab, “taqwa kepada Allah dan berakhlaq baik”. Beliau ditanya pula perkara yang banyak memasukkan orang dalam neraka, jawab beliau, “perkara yang disebabkan karena mulut dan kemaluan”. Maka sudah sepatutnya kita menjaga diri dari hal-hal yang dilarang dan bersegeralah untuk meminta ampun kepada Allah atas kesalahan yang dilakukan, karena hal yang berbahaya bukanlah pada banyaknya kesalahan namun pada kurangnya kesadaran diri atas setiap kesalahan dan dosa-dosa.


Sungguh Allah telah menjamin surga bagi orang yang bertaqwa yang luasnya seluas langit dan bumi. Surga adalah sebaik-baiknya tempat kembali setelah kehidupan didunia, bahkan menjadi keinginan setiap insan, bagi orang yang bertaqwa tentu mereka mengetahui hakikat dirinya sebagai seorang hamba dan memahami bahwa sejatinya hidup di dunia.  Dalam QS. Al-An’am:32 yang artinya “dan kehidupan dunia ini, hanyalah permainan dan senda gurau, sedangkan negeri akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kalian memahaminya?”.


Mengutip perkataan Imam Hasan Al-Bashri “Tidaklah gambaran kehidupan dunia seluruhnya dari awal sampai akhirnya kecuali seperti seorang yang tidur, dia melihat dalam tidurnya apa yang ia senangi kemudian dia terbangun”. Jika kita perhatikan, sungguh dunia ini hanyalah tipu daya dan saat kematian tiba maka saat itu pula kita benar-benar merasakan apa yang telah disampaikan oleh Allah melalui kalamNya. Maha besar Allah atas segala karuniaNya, semoga kita selalu dan senantiasa menjadi orang yang bertaqwa pada Allah Subhanahu wa ta’ala dan tidak lalai dari keindahan dunia semata. Wallahua’lam bisshowab.

 

Sumber referensi:

books.google.co.id (Buku Pendidikan Agama Islam, oleh Mukhtar zaini Dahlan, M.Pd.I)

https://www.bazsragen.org/2013/05/ciri-ciri-orang-yang-bertaqwa/

Oleh Tri Widhiastuti, Mahasiswi STEI SEBI dan penerima Beasiswa Baitulmaal Muamalat.

0/Post a Comment/Comments