Bad Organizational
Attitude yang Sering Dianggap Enteng
Oleh Nabila Azkiya
Di
dalam berorganisasi, tentunya penting untuk memperhatikan attitude yang
baik, terlebih attitude kepada sesama kawan organisasinya. Terkadang
seseorang tak menyadari jika ia mempunyai bad attitude yang dibawa ke
dalam organisasi dan memberikan vibes buruk pada kawan organisasinya.
Alih-alih ia mengakui kalau sikapnya salah, ia malah mengklaim bahwa itu
kelebihan sikap yang ada padanya. Apa saja kira-kira bad attitude yang
sering dianggap enteng dan terkadang malah dianggap suatu kelebihan bagi
beberapa orang?
Berikut
beberapa bad attitude atau sikap buruk yang mungkin terlihat
enteng dan sepele, tetapi akan mempunyai pengaruh buruk jika tidak diperhatikan
dengan baik dan benar :
1.
Terlalu Perfeksionis
Seseorang
dengan sikap perfeksionis tidaklah salah. Apalagi jika sikap perfeksionis
tersebut mampu membuat tugas dan kewajibannya dalam berorganisasi terselesaikam
dengan baik dan sempurna. Tentunya semua kawan organisasi yang seorganisasi
dengannya akan merasa senang dan puas jika memberikan tanggungjawab padanya.
Namun, jika sikap perfeksionis tersebut
ditunjukkan secara berlebihan, seperti menginginkan semua kawan organisasi sama
dengannya (sempurna), kecewa sampai marah-marah jika tugas yang dikerjakan
tidak sesuai dengan apa yang ia inginkan, susah merasa puas dengan hasil jerih
payah orang lain, jarang memberikan tanggung jawab kepada orang lain lantaran
tidak percaya dengan orang tersebut dan lain sebagainya. Hal ini tidak hanya
akan menyulitkan diri sendiri yang harus menghandel banyak pekerjaan dan
mengerjakannya terlalu keras, akan tetapi ini juga akan menyulitkan kawan
seorganisasinya yang harus mengimbangi sikapnya. Terlebih juga, secara tak
langsung hal ini bisa menyebabkan renggangnya kerekatan hubungan di dalam
organisasi dikarenakan rasa canggung, rasa tak nyaman bahkan rasa tak suka yang
muncul dalam diri kawan organisasi padanya.
2.
Kokoh
Prinsip
yang tidak mudah goyah memang membuat orang terkesan "tidak
plin-plan" dan mempunyai "pendirian yang kokoh". Akan tetapi,
jika sikap ini terlalu dominan dan kuat, sehingga tidak akan pernah mau untuk move
on atau perpindah dari apa yang ia yakini atau ia lakukan, ini akan
berpengaruh bagi keberlangsungan dirinya dalam organisasinya. Seperti saat apa
yang ia yakini atau lakukan itu keliru, dan ia tak mau menerima kritik atau
saran yang memberikan ia pencerahan terkait kekeliruannya. Alih-alih
menjadikannya terkesan "berrpendirian kokoh", ini malah akan
membuatnya terlihat "sok benar" dan tak mau dibenarkan.
3.
Sarkastik
Bagaimana
sih sikap sarkastik dalam berorganisasi itu? Sikap sarkastik
dalam berorganisasi adalah sikap yang
menyinggung/mengejek/menyindir orang lain, baik secara tidak langsung ataupun
secara langsung dengan mengatakan blak-blakan pada orang yang ditujunya. Entah
sikap ini dilakukan secara sengaja ataupun secara tak sengaja dan tak disadari.
Mungkin
sikap ini yang jarang banget disadari oleh orang-orang dalam berorganisasi.
Karena sikap ini memberikan kesan "tegas" pada seseorang. Akan
tetapi, jika sikap ini dilakukan terus-menerus dan telah melekat dalam dirinya,
hal ini akan menyulitkan dan membuat tak nyaman kawan sesama organisasinya.
Karena sikap yang sarkastik tidak memperhatikan perasaan dan menghargai jerih
payah usaha orang lain.
Itulah
berapa bad organizational attitude yang sering disalahpahami dan
dianggap enteng bagi aktivis organisasi lantaran dianggap suatu kelebihan
ataupun hal yang sepele. | Nabila Azkiya