Oleh : Abizar Garibaldi
Siapa yang tidak kenal dengan Oprah
Winfrey? Seorang wanita yang mampu membangun kerajaan media bernilai satu
miliar dolar hanya dengan “mulut-nya”. Acara yang dibawakannya, Oprah Winfey
Show tidak hanya mencapai 22 juta penonton di Amerika Serikat, tetapi juga
ditayangkan di 14 negara di dunia. Oprah berasal dari daerah Harlem yang kumuh,
tidak memiliki prestasi akademis, dan sebagai wanita pun, ia tidak tergolong
menarik, satu-satunya alasan mengapa ia bisa mendunia adalah karena gaya
berbicaranya yang sangat luar biasa, banyak orang menyebut kelebihannya
terletak pada rasa simpatinya, ia mengganti kekurangannya dengan ucapan hangat
yang mampu merangkul dan menghibur lawan bicara.
Kemampuannya dalam berbicara, telah
merubah hidup Oprah Winfrey, berbicara atau berkomunikasi adalah hal yang tidak
bisa kita hindari dalam kehidupan sehari-hari, berbicara seakan-akan menjadi
hal utama yang harus kita kuasai. Dan kebanyakan konflik yang ada dalam
kehidupan kita, sering terjadi karena kita belum bisa berbicara atau
berkomunikasi dengan baik dengan lawan bicara kita.
Oh Su Hyang, seorang dosen dan pakar
komunikasi terkenal di Korea Selatan mengatakan bahwa teknik terpenting dalam
komunikasi adalah mendengar. Dalam bukunya yang berjudul “ Bicara Itu Ada
Seninya” beliau memberikan rumus bagaimana cara kita untuk dapat berbicara dan
berkomunikasi dengan baik, yaitu C = Q x
P x R ( Communication = Question x Praise x Reaction).
‘C’ adalah communication atau komunikasi. Ada 3 hal yang diperlukan untuk
memenuhinya, yaitu ‘Q’ atau question (pertanyaan),
‘P’ atau praise (pujian), ‘R’ atau reaction (reaksi). Dengan demikian,
komunikasi akan berjalan dengan lancar dan baik,harus mengandung pertanyaan,
pujian, dan reaksi.
Question (pertanyaan) adalah bentuk
ketertarikan terhadap lawan bicara. Oleh karena itu pertanyaan dapat disebut
sebagai dasar komunikasi. Komunikasi tidak akan terwujud jika tidak ada
ketertarikan sama sekali terhadap lawan bicara. Berbicara tanpa ketertarikan
sama saja seperti berbicara sendiri dengan tembok. Pertanyaan sederhana seperti
“siapa nama anda?”, “anda tinggal dimana?” pertanyaan ini tidak akan muncul
jika tidak ada ketertarikan terhadap lawan bicara, tanpa pertanyaan yang
mengandung ketertarikan maka tidak akan mungkin akan berhasil.
Praise (pujian) sangat penting dalam
membangun hubungan yang kokoh, lawan bicara akan menjadi sangat senang apabila
kita memujinya, pujian sederhana seperti “anda terlihat lebih muda ya” atau
“sepatu anda motifnya keren” itu akan langsung berdampak kepada lawan bicara
kita. Mungkin anda berpikir bahwa siapa pun bisa memuji dengan mudah. Namun,
banyak situasi dimana pujian tidak bisa keluar pada saat kita ingin memuji, hal
seperti itu memang sering terjadi, oleh karena itu diperlukan “latihan memuji”.
Kita perlu membiasakan diri untuk memuji agar bisa fleksibel seperti pegas
dalam kondisi apa pun.
Reaction (reaksi) muncul jika kita
mendengarkan lawan bicara. Reaksi yang paling umum adalah umpan balik verbal
seperti “Oh ya?” siapa pun pasti ingin terus berbincang lebih lama dengan lawan
bicara yang menunjukkan reaksi seperti ini, Larry King seorang legenda dunia
bincang-bincang mengatakan bahwa aturan pertama dalam berdialog adalah
mendengarkan. “Tunjukkanlah dengan sungguh-sungguh bahwa anda tertarik dengan
apa yang sedang dikatakan oleh lawan bicara, sehingga dia pun akan berbuat
demikian terhadap anda. Untuk menjadi pembicara yang hebat, anda harus terlebih
dahulu menjadi pendengar yang hebat”. Dengan menerapkan rumus diatas,
orang-orang akan senang berbicara dengan anda, dan itu akan merubah hidup anda.
Oleh : Abizar Garibaldi
Mahasiswa : STEI SEBI