Oleh Lisa
Menjadi kaya itu penting, namun yang lebih penting adalah menjadi
berkah bagi orang lain. Jika kita memiliki kekayaan yang lebih, agar kekayaan
itu bisa menjadi berkah, maka berikut ini ada beberapa langkah-langkah Syafii
Efendi yang dapat memotivasi kita dalam membuat kekayaan kita menjadi berkah
dan bertransformasi secara keuangan.
Dekatkan
diri dahulu dengan yang “Maha Kaya”
Sebelum
mulai bertarung menjadi pemenang dalam bisnis, atau merubah keuangan anda. Coba
laporan dulu kepada yang punya segalanya,Ya, Allah azza wa jalla. Semakin anda
takwa, maka tuhan akan mengangkat derajat dan rezeki kita. karena orang-orang
yang dekat dengan Tuhan akan ditolong langsung dan ditinggikan kemuliaan
hidupnya. Hindari atau kurangi dosa-dosa yang mungkin selama ini menghambat
rezeki kita.
Bedakan
Kebutuhan dan Keinginan
Sekali
lagi berhentilah hidup “tampak kaya” menjadi “kaya sungguhan”. Artinya kita
harus benar-benar mengetahui mengetahui apa itu kebutuhan dan apa itu keinginan.
Kebutuhan akan memberikan kita efektifitas terhadap fungsi uang yang kita
miliki. Sedangkan keinginan akan mengarahkan kita kedalam gaya hidup sosialita
yang pulsa dan koutanya pun masih minta sama temannya. Intinya adalah kebutuhan
primer manusia. Sedangkan keinginan adalah kebutuhan tersier
manusia. Artinya keinginan ini jika tidak dibutuhkan masih bisa ditunda. Jadi,
apakah kita tidak boleh membeli barang-barang mewah? Boleh saja, asal investasi
pasif kita sudah sangat besar dan tidak mengganggu cashflow atau keuangan kita
saat ini. Tapi saran beliau (Syafii Efendi), “hidup sederhana saja sudah cukup
kok, yang penting hatinya penuh syukur”. Ketegasan beliau menyarankan kepada
kita untuk fokus hanya kepada hal yang dibutuhkan saja dan itu akan membuat kita
semakin kaya dan akumulasi uang kita bisa diarahkan ketempat-tempat yang
positif dan mengandung pertumbuhan nilai dan jumlah.
Miliki
Beberapa Rekening
Bagi Syafii, keputusan untuk
mengeluarkan uang berasal dari emosi yang meledak-ledak akibat penawaran yang
menakjubkan. Untuk itu cara mengatasi emosi ini kita harus memberi “jedah
waktu” bagi diri kita untuk bisa berfikir jernih dalam mengambil keputusan.
Ketika uang yang kita miliki dipecah kedalam beberapa rekening dan yang
memiliki ATM hanya satu dan sisanya tanpa ATM. Artinya untuk mencairkan uang
kita harus ke Teller Bank terlebih dahulu. Dan proses itu akan membuat kita
menjadi sadar dan tidak terburu-buru mengambil keputusan untuk mengeluarkan
uang yang kita punya. Milikilah beberapa rekening di Bank yang berbeda, ingat
bahwa emosi akan diredam dengan logika, dan logika butuh waktu untuk merenung
dan menimbang apakah hal ini perlu, apakah hal ini yang dibutuhkan atau hanya
sebuah keinginan saja. Lakukan ini kemudian lihat apa yang akan terjadi.
Miliki
Lingkungan Terbaik, Hindari Lingkungan yang Boros
Dalam seminar-seminar beliau
diseluruh Indonesia, beliau selalu berkata bahwa “Teman adalah nasib, jika
ingin mengganti nasib, maka anda harus berani mengganti teman”. Maksudnya
adalah lingkungan sekitar kita akan mempengaruhi siapa diri kita dan semua
kebiasaan kita. Memilih teman yang baik adalah hal wajib yang kita harus
lakukan jika ingin memiliki mental kaya yang baik tidak boros dan hemat. Ayo
mulai tinggalkan lingkungan yang terlihat “keren” tapi bermental manja dan
lemah. Carilah lingkungan yang terbaik, sholeh/sholeha, efektif dan tidak
mengajarkan kita hal-hal negatif seperti boros. Berani mengatakan “tidak”
kepada teman yang mengajak kita ke hal-hal yang negatif seperti mendekati
Narkoba. Jika itu kita terapkan, maka kita akan menjadi “pemimpin besar” dimasa
depan.
Milikilah
Skala Prioritas
Pilihlah hal-hal yang penting dan
tinggalkan hal-hal yang tidak penting. Buat catatan kecil dan tulis hal-hal
yang harus dibiayai dan hal-hal yang tidak perlu. Dengan skala prioritas kita
jadi mengerti mana yang harus didahulukan dan mana yang bisa ditunda serta mana
yang harus dilawan atau ditinggalkan.
Sukailah
hal-hal Detail !
Strategi ini sedikit unik. Karena
bagi orang-orang yang tidak suka dengan angka-angka, hitung-hitungan, ini
adalah hal yang menyakitkan bagi mereka. Tapi ingat, jika kita ingin
memperbaiki keuangan kita, maka mulailah memperhatikan hal-hal kecil. Lihat dan
simpan struk parkir, check dengan benar label harga diproduk yang ingin kita
beli. Mulailah berhitung, apa untungnya hal ini untuk anda. Bisakah ditawar
lebih murah lagi, bisakah harganya diturunkan lagi. Jangan sepele dengan hal-hal
kecil, seperti kembalian pada saat membeli sesuatu. Perhatikan baik-baik tanpa
menjadi seorang yang “pelit”. Perhatian dengan hal-hal detail akan membuat kita
semakin fokus kepada hal-hal yang dibutuhkan saja. “Sesuatu yang bisa diukur,
akan mudah untuk diatur”. (Syafii Efendi)
Uang
Bisnis dan Uang Pribadi tidak boleh Campur
Banyak pengusaha yang bingung dengan
bisnisnya. Padahal bisnisnya jalan, tapi uangnya tidak terlihat. Setelah di
cek, ternyata masalahnya adalah menggabungkan uang pribadi dan uang bisnis. Ini
tidak boleh terjadi pada seorang pengusaha, kita harus berani dengan tegas
memisahkan mana rekening bisnis dan mana rekening operasional pribadi.
Sedekah
!
Rata-rata dari mereka pengusaha yang
dermawan, lebih banyak menghabiskan uang untuk membantu orang lain, akibatnya
Tuhan siapkan uang untuk mereka. Begitulah kekuatan dari sedekah.
Daftar Pustaka:
Syafii Efendi. 2018.
Manage Your Money “Bagaimana Mengatur Uang untuk Sukses di Usia Muda”. Kota
Tangerang. Penerbit Tim Penerbit Syafii Efendi.
Halaman: 64,
65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75,76, 77, 78, 83, 84.
Oleh: Lisa
Mahasiswi: STEI SEBI, Depok Jawa
Barat