Oleh Fadhil Muhammad
Asslamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, pada
artikel pertama saya akan membahas tentang berdagang Berkah, Mengikuti Sunnah.
Berdagang sempat dipandang sebelah
mata pada zaman dahulu, namun saat ini banyak orang yang mulai tertarik
berdagang, mulai dari trend para pembisnis muda yang sukses, sering
mendengarkan para motivator pembisnis maupun maraknya entrepreneurship. Namun
sebagian besar belum mengetahui bagaimana cara berdagang berkah, mengikuti Sunnah
Rasul. Dalam islam. Bergadang, Berwirausaha atau yang sering terdengar sang
entrepreur dianggap sebagai salah satu
pekerjaan yang mulia, bahkan mempermudah datangnya rezeki Allah SWT.
Sebagaimana dijelaskan dalam suatu hadist yang berbunyi,
“Sembilan
dari sepuluh pintu rezeki ada dalam perdagangan”
1. Niat Karena Allah SWT
“Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada
niat, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan yang ia
niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka ia akan
mendapat pahala hijrah menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya
karena dunia yang ingin diperolehnya atau karena wanita yang ingin dinikahinya,
maka ia mendapatkan hal sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Al Bukhari dan
Muslim).
Dasar
utama Rasulullah SAW berdagang yakni atas niat karena Allah, lillahi Ta’ala.
Bukan untuk menumpuk harta, mencari keuntungan berlipat ganda ataupun untuk
memikat hati wanita. Tidak sama sekali! Awal Beliau memulai berdagang, saat itu
usi berumur12 tahun. Rasul berdagang
dengan mengikuti pamannya, Abdul Munthalib hi ke negeri Syam (Suriah). Ketika
usianya menginjak 15-17 tahun, Rasul telah berdagang secara mandiri. Beliau
berhasil memperluas bisnisnya hingga ke 17 negara. Sampai-sampai Beliau disebut
sebagai khalifah (pemimpin) dagang dan hingga pada akhirnya kecakapannya dalam
berdagang mengundang perhatian Siti Khadijah. Beliau pun menikahi Khadijah dan
usaha dagangannya menjadi semakin sukses. Segala sesuatu yang diniatkan untuk
mencari ridho Allah pasti akan memudahkannya. Maka itu, awali usaha dengan niat
lillahi Ta’ala.
- Bersikap jujur
Dalam
menjalani aktivitas keseharianny Rasulullah SAW dikenal akan kejujurannya.
Beliau tidak pernah mengurangi takaran timbangan, selalu mengatakan sesuai dengan
kondisi barang, baik itu kelebihannya
ataupun kekurangan barang tersebut. Bahkan tak jarang Rasul melebihkan
timbangan untuk menyenangkan konsumennya. Atas kejujurannya itu, beliau pun
dianugerahi julukan Al-Amin (yakni seseorang yang dapat dipercaya).
Pentingnya
bersikap jujur dalam berdagang juga terdapat dalam beberapa surat Al – Qur’an.
“Sempurnakanlah
takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan, dan timbanglah
dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada
hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi ini dengan membuat
kerusakan.” (QS. AsySyu’araa: 181-183)
“Dan
tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca
itu.” (QS. Ar Rahmaan:9)
“Dan
sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil”. (QS. Al An’aam: 152)
“Dan
sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang
benar. ItuIah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. Al
lsraa: 35)
Rasulullah
SAW bersabda:“Sesungguhnya para pedagang (pengusaha) akan dibangkitkan pada
hari kiamat sebagai para penjahat kecuali pedagang yang bertakwa kepada Allah,
berbuat baik dan jujur.” (HR. Tirmidzi)
3.
Tidak meninggalkan ibadah
Kunci
utama kesuksanRasul SAW dalam berdagang yaitu tidak meninggalkan ibadah. Allah
SWT berfirman:
Hai
orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari
Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual
beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah
ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia
Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS.Al Jumu’ah
:9-10)
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan
kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah
orang-orang yang rugi. (QS.Al Munafiqun:9)
Cukup sekian artikel saya, masih banyak cara yang
diajarkan oleh Rasulullah SAW tentang berdagang, namun untuk kali ini saya
merangkum 3 sub judul, Akhirull Kalam,