Kesibukan lalu lintas perdagangan pada abad
ke – 7 hingga abad ke – 16 membuat para pedagang muslim dari Arab, Persia, maupun
India turut ikut andil dalam perdagangan di Nusantara. Proses perdagangan ini
menguntungkan, karena para raja dan bangsawan ikut terlibat. Mereka berhasil
mendirikan masjid dan mendatangkan para penyiar dakwah dari luar.
b. B. Hubungan sosial dan politik
Penyebaran Islam melalui hubungan ini ada
dua cara, diantaranya:
1.
Melalui Perkawinan
Para pedagang muslim mempunyai status sosial yang tinggi dibanding rakyat
setempat. Hal ini menjadi daya tarik bagi para bangsawan untuk menikahkan
anaknya dengan pedagang muslim atau anaknya. Mereka mempunyai keturunan, pada
akhirnya timbul kampung-kampung, daerah-daerah, hingga kerajaan-kerajaan
muslim.
2.
Jalur Politik
Masuk Islamnya raja atau bangsawan sangat berpengaruh terhadap keyakinan
yang dianut oleh rakyatnya. Kerajaan Islam yang sudah berdiri pun menaklukkan
daerah baru yang belum masuk Islam, atau membantu kerajaan lain dengan syarat
masuk Islam. Seperti Raden Patah membantu pangeran Samudra memerangi Kerajaan
Daha, setelah menang maka pangeran beserta rakyatnya masuk Islam.
c. C. Pengajaran
Melalui pengajaran ini, ada tiga cara
penyebaran ajaran Islam di Indonesia, yaitu :
1.
Pendidikan
Pesantren, surau, dan masjid sebagai tempat Islamisasi pendidikan
terhadap masyarakat setempat. Para santri yang telah selesai pendidikannya dari
pesantren, mereka pulang ke kampung
masing-masing atau berdakwah ke tempat lain untuk mengajarkan agama Islam.
2.
Kesenian
Para mubalig ikut menyebarkan ajaran Islam melalui kesenian, seperti
wayang, sastra, dan berbagai kesenian lainnya. Misalnya Sunan Kalijaga
memainkan wayang dalam rangka berdakwah. Tentunya kisah Mahabrata dan Ramayana
disisipkan ajaran dan nama-nama pahlawan Islam.
3.
Tasawuf
Kehidupan Mistik bagi masyarakat Indonesia sudah menjadi bagian bagi
kepercayaan mereka. Penyebaran tasawuf Islam ke masyarakat Nusantara mudah
diterima.
(rangkuman dari buku SKI Mts kelas 9 karya
Mukarom)